Aku pernah merindukan, sampai aku tersungkur, karena terlalu menanti kehangatan kasih sayang meski dari jauh. Namun tak jua kudapatkan. kutanyakan selalu dalam anganku, sebenarnya apa yang sedang ia lakukan untukku.
Aku pernah berjuang. hingga aku hampir kehabisan darah perjuangan, namun tak jua aku dapat menggapai jemarinya.
Aku pernah mengeluh. Tak pernah sekalipun kulewatkan, bertutur kata gemetar, menyebut dan memanggil namanya. Namun tak sekalipun ia menoleh kearahku.
Aku pernah setia. Ketika kuharapkan dia menjaga ketika jauh, dan aku benar-benar kalap termakan oleh hati bodohku sendiri. Dan aku tertipu karenanya.
Aku selalu menyapa dikala jauh, aku selalu tersenyum, aku selalu menghibur, aku selalu, selalu, selalu dan selalu..
Mengeluh?..
Tidak.. !
Aku tak pernah mengeluh akan keikhlasan hatiku diperlakukan seperti itu. Tak pernah aku meminta kerlipan bintang ataupun timbunan harta. Aku hanya inginkan cinta, cinta yang sebenar-benarnya.
Demi tuhan, demi cinta.. aku biasa berkorban apapun sebatas wajar dan mampuku, namun aku tak pernah tau bahwa hatiku terlalu bodoh untuk melakukan itu. Ya, sebatas wajar.
Dalam kerinduan, lelah hatiku memanggil namamu, jika akhirnya kau tak kunjung pernah menoleh kearahku.
Namun ketika kau bosan, kau sapa dan kau rayu lagi diriku.
Dalam kerinduan, aku menangis tersedu ditengah malam. Lirih hatiku memanggil keras namamu meski kau tak kan pernah bisa mengetahuinya.
Merangkak tersungkur aku mengejarmu, tak kuharap apapun kecuali hanya ingin kasih sayangmu dari kejauhan saja.
Ya.. semua itu, aku pernah..
Aku pernah mengalaminya..
Aku pernah..
Aku pernah..
Aku pernah..
________
Berlalu sudah masa-masa kelam yang menyayat hati.
Kini,
Rasa cinta dan jiwaku terasa mati,
Rasa sakitku teramat dalam,
Kedukaan dan kecewaku teramat rumit,
Tak perlu kau menoleh ke arahku tuan, aku sudah baik-baik saja. Semua tentang kita, kini tidaklah lagi bernyawa.
Sebuah cinta baru yang kian masuk ke relung kalbu ku, mencoba untuk menghidupkan kembali hati yang telah mati.
Aku mencoba mencintai seseorang yang tanpa kutahu cerita kedepan.
Memang benar, hati tak harus selalu mati. Meski pernah terbunuh, percayalah bahwa tak ada yang bisa menandingi kedahsyatan cinta. Cinta yang tulus, cinta yang benar, dan cinta yang sebenar-benarnya cinta.
Cukuplah, rindu itu lumrah adanya. Namun tak harus ditindak berlebihan. Sesungguhnya Aku sudah lelah.
Aku lelah di khianati,
Aku lelah di bohongi,
Aku lelah di ingkari.
Itu semua karena salahku yang terlalu berlebihan memperjuangkan orang yang sangat bodoh terhadap perjuangkanku.
Kini, kubiarkan dan kulepaskan kemana hatiku hendak berlabuh.
Tak perlu aku berlebihan dalam harapan.
Tak perlu aku berlebihan dalam merindui.
Karena hatiku berkata, ia ingin dirindui, bukan merindui.
Ia ingin diperjuangkan, bukan memperjuangkan.
Ia ingin disayangi, bukan menyayangi.
Karena ia sudah lelahh...
Aku merayu padamu yang sudi merindu
Salam Rindu untuk dirimu yang merindukanku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar